TERBENTUKNYA IKATAN-IKATAN DI TENGAH MASYARAKAT
Usaha
untuk membangkitkan ummat Islam saat ini sudah banyak dilakukan dan
salah satu jalan untuk mengarah pada kebangkitan ummat itu sendiri
adalah dengan bersatunya manusia (ummat) dalam satu ikatan. Dimana
tumbuhnya berbagai macam ikatan-ikatan diantara manusia itu diharapkan
dapat menghantarkan pada suatu kebangkitan yang hakiki.
Macam-Macam Ikatan yang tidak bisa Membangkitkan Manusia
Ikatan Kebangsaan
Ikatan
kebangsaan (Nasionalisme) tumbuh ditengah-tengah masyarakat, takkala
pola pikir manusia mulai merosot. Ikatan ini terjadi ketika manusia
mulai hidup bersama dalam satu wilayah tertentu dan tidak beranjak dari
situ. Ketika itu, naluri ingin mempertahankan diri sangat berperan dan
mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempat mereka hidup dan
menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tumbuhnya ikatan
kebangsaan dan ikatan ini merupakan ikatan yang rusak, kerusakannya ini
diakibatkan oleh tiga hal :
1.
Ikatannya bersifat emosional, yang selalu didasarkan pada perasaan yang
muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri, yaitu untuk
membela diri. Disamping itu ikatan yang bersifat emosional sangat
berpeluang untuk berubah-ubah, sehingga tidak bisa dijadikan ikatan yang
langgeng antara manusia satu dengan yang lain.
2.
Ikatannya bersifat temporal, yakni muncul saat membela diri karena
datangnya ancaman. Sedangkan dalam keadaan stabil, yaitu keadaan normal,
ikatan ini tidak lagi berarti. Dengan demikian, tidak bisa dijadikan
pengikat antara sesama umat manusia.
3.
Mutu ikatannya rendah, sehingga tidak mampu mengikat antara manusia
satu dengan yang lainnya ketika menuju kebangkitan dan kemajuan.
Ikatan Kesukuan
Ikatan
kesukuan ini juga merupakan ikatan yang rusak yang tidak dapat
membangkitkan manusia, dan kerusakan ikatan inipun diakibatkan oleh tiga
hal :
1.
Ikatan ini tumbuh dari naluri ngin/haus kekuasaan, kedudukan, maupun
harta. Naluri semacam ini akan berkembang sesuai dengan daya pikirnya
yang dipengaruhi oleh keadaan, tempat manusia berada.
2.
Ikatan ini tidak dapat dijadikan dasar bagi bangkitnya pemikiran
manusia, karena tidak dapat mempersatukan manusia yang berbeda ras,
bangsa, maupun warna kulit. Ikatan ini selalu muncul dari sifat ego yang
berlebihan, dan muncul tatkala pemikiran sedang sempit.
3.
Ikatan ini tidak kan menghasilkan persatuan karena lebih banyak
menimbulkan perselisihan antar kelompok yang satu dengan yang lain.
Dan
Islam melarang terbentuknya ikatan-ikatan yang menonjolkan fanatisme
golongan, kelompok, keluarga, maupun nasionalisme, dan lain-lain
semacamnya, seperti tertera dalam hadits-hadits berikut ini :
Hadits Riwayat Abu Dawud
“Tidak
termasuk golongan kami orang yang berseru kepada ashabiyah (fanatisme
golongan), yang berperang karena ashabiyah dan mati karena ashabiyah”.
Hadist Riwayat Muslim
“Barang
siapa berperang dibawah panji kejahilan, ia marah karena ashabiyah,
atau menyeru kepada ashabiyah, atau ikut menolong/membantu demi
ashabiyah lalu ia terbunh, maka matinya adalah mati jahiliyah “.
Rasulullah mengirimkan sepucuk surat kepada Umar bin Hisyam, untuk disampaikan kepada penduduk Najran
“Hendaklah
seruan hanya kepada Allah azza wa jalla, yang tidak ada sekutu
bagi-Nya, maka barang siapa berseru bukan karena Allah, dan ia berseru
kepada qabilah ataupun keluarganya, maka pancunglah lehernya dengan
pedang, hingga seruan mereka hanya kepada Allah yang tidak ada sekutu
bagi-Nya”.
Ikatan Kemaslahatan
Ikatan
ini tidak lain adalah ikatan yang sifatnya temporal, tidak bisa
dijadikan pengikat antar manusia. Hal ini disebabkan adanya peluang
tawar-menawar dalam mewujudkan kemaslahatan mana yang lebih besar,
sehingga eksistensnya akan hilang begitu satu maslahat dipilih atau
didahulukan dari maslahat yang lain. Apabila kemaslahatan itu telah
ditentukan, berakhirlah persoalannya, kemudia orang-orangnyapun
membubarkan diri, karena ikatan itu berakhir takala maslahat telah
tercapai. Dengan demikian ikatan ini berbahaya bagi para pengikutnya.
Ikatan Kerohanian yang tidak memiliki Peraturan
Aktifitas
dari ikatan ini yang mengikat manusia hanya terlihat dari kegiatan
spiritual saja. Ikatan ini tidak nampak dalam kancah kehidupan. Oleh
karena itu ikatan tersebut merupakan ikatan yang bersifat parsial
(terbatas pada aspek kerohanian semata) yang tidak berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari, sehingga tidak layak menjadi pengikat antar
manusia dalam seluruh aspek kehidupannya. Dari sini jelaslah bahwa
aqidah yang dianut kaum nasrani tidak dapat dijadikan pengikat antar
bangsa-bangsa Eropa, walaupun semuanya menganut aqidah tersebut, karena
merupakan ikatan yang tidak memiliki peraturan hidup sama sekali.
Ikatan yang dapat Membangkitkan Manusia
Ikatan Madna’iyah ????
Ikatan
ini jelas merupakan ikatan yang memiliki pemikiran yang paling
mendasar, sehingga dapat memecahkan segala masalah dengan baik dan tepat
lewat suatu pemikiran yang jernih, yang dapat mengikat dan
mempersatukan manusia menuju suatu kebangkitan yang merata dan sempurna.
Ikatan ini haruslah berdasarkan Aqidah Aqliyah, yang merupakan dasar
pemikiran dari semua pemikiran dan segala fenomena kehidupan dan tata
aturannya.
Ikatan yang Shahih
Ikatan
yang dapat membangkitkan manusia adalah Ikatan yang didasari oleh
mabda. Mabda’ itu sendiri adalah Aqidah aqliyah yang melahirkan aturan,
seperti yang telah kita ketahui ada tiga mabda yang ada saat ini yaitu
Sekulerisme/Kapitalisme, Sosialisme/Komunisme dan Islam. Keshahihan dari
suatu mabda tergantung dari aqidahnya dan aqidah Islamlah sebagai
satu-satunya aqidah yang dapat memuaskan akal, sesuai dengan fitrah
manusia dan menentramkan batin. Dengan begitu ikatan mabda’ Islamlah
sebagai ikatan yang shahih.